Beri Kuliah Umum di UIN Ar-Raniry, Mantan Menteri Pendidikan Jelaskan Empat Penyakit Sosial
Banda Aceh – Mantan Menteri Pendidikan Republik Indonesia,
Prof Dr Mohammad Nuh menyampaikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN)
Ar-Raniry dengan tema “Menyiapkan Generasi Menuju Kejayaan Indonesia 2045,
Rabu, (1/3). Kuliah umum ini disampaikan bersamaan dengan penandatangan MoU
antara UIN Ar-Raniry dengan Bank Mega Syari’ah dimana Mohammad Nuh menjabat
sebagai komisaris utama.
Dalam
paparannya, Mohammad Nuh menjelaskan, setiap generasi memiliki tugas
kesejarahan sesuai zamannya. Oleh sebab itu, kata Mohammad Nuh, kita harus
memahami trend perkembangan zaman. Sebab, masa depan lebih rumit dan komplek
karena jumlah manusia terus bertambah.
“Mengetahui
tentang masa depan, memudahkan persiapan yang harus dilakukan. Maka kita perlu
melakukan menyiapkan Pemimpin sesuai dengan kebutuhan zaman dimana sekarang
kita sedang mengalami defisit kepemimpinan dan kenegarawanan, “ tutur Mohammad
Nuh.
Mohammad Nuh
juga menjelaskan, tanpa mengetahui masa depan, kita bisa terjebak dalam
generasi yang axpired.
“Empat musuh
bersama dan penyakit sosial ‘abadi’ (laten) sepanjang jaman, yaitu kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan peradaban, ketidak adilan. Dalam konteks ini, kata
Mohammad Nuh, pendidikan lah sebagai pemutus penyakit sosial sekaligus
menaikkan keharkatan dan kemartabatan, “ ujarnya.
Dalam
materinya, Mohammad Nuh juga memberikan apresiasi kepada UIN Ar-Raniry.
Menurutnya, sebagai lembaga pendidikan, UIN Ar-Raniry memiliki kelebihan untuk
membentuk kepribadian mahasiswa. UIN kata Mohammad Nuh juga diharapkan menjadi
mesin akhlak dan perbaikan bangsa ini.
Sementara
itu, Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Dr Farid Wajdi Ibrahim, MA, dalam sambutannya
memberikan apresiasi kepada Mohammad Nuh atas perannya dalam perubahan status
IAIN menjadi UIN Ar-Raniry.
“Setelah
IAIN berubah menjadi UIN, penerimaan jumlah mahasiswa pun meningkat. Kalau dulu
setiap tahun diterima 12 ribu, sekarang naik 50 persen menjadi 24 ribu. Begitu
juga fakultas dan jurusan bertambah. Ini merupakan kesempatan bagi UIN untuk
berperan dalam melakukan integrasi ilmu dan ajaran Islam, “ ujarnya.
Terkait
dengan kerjasama UIN dengan Bank Mega Syari’ah, Prof Farid mengatakan, Aceh
dengan syari’at Islamnnya memiliki pengaruh dalam memajukan bank syari’ah di
Indonesia. Bank Aceh Syari’ah, kata Prof Farid, berdasarkan informasi yang
beliau dapatkan, mulai terdonkrak secara nasional. Nilai Syari’ah sekitar 15
persen dari Aceh. [teukuzulkhairi]
sumber: ar-raniry.ac.id
sumber: ar-raniry.ac.id